“Aku tersenyum kepada mereka, ketika mereka putus asa, dan seri mukaku tidak dapat disuramkan mereka” (Ayub 29:24)

Kata “tersenyum” mengandung arti yang sangat dalam. Menyiratkan bagaimana di dalam sebuah senyuman itu terkandung hikmah dan kekuatan luar biasa yang mampu membangkitkan semangat, dan membuat keadaan seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya.

“Senyum” memang hanya sebuah kata yang simple atau biasa saja, tetapi makna dibalik sebuah senyuman dapat membuat kata yang biasa menjadi luar biasa.

Senyum adalah respon otak ketika seseorang sedang senang/bahagia. Itulah mengapa saat orang lain tersenyum pada kita, ada perasaan senang & gembira, meskipun orang itu tidak kita kenal.

Namun …, karena banyaknya permasalahan dalam kehidupan, membuat kita jarang atau sulit sekali tersenyum, walaupun sebenarnya hal ini mudah dilakukan.

Berikut ada sebuah kisah nyata, semoga dapat membantu kita lebih menghayati makna kata “tersenyum” pada ayat tersebut.

Ada seorang ibu dari Indonesia yang sedang studi di Jerman mengambil mata kuliah sosiologi pada kelas terakhirnya. Dia tinggal disana bersama suami dan ke-3 orang anaknya.

Suatu hari, dosennya memberi tugas pada para mahasiswanya. Mereka diminta untuk memberikan senyum kepada tiga orang berbeda yang belum dikenal, kemudian mengamati dan memberikan analisis atas reaksi orang-orang yang menerima senyuman tersebut. Ibu ini berpikir tugas tersebut mudah baginya, karena memang dia orang yang ramah.

Setelah selesai kelas, suami dan ketiga anaknya sudah menunggunya, lalu mengajak makan di gerai McDonald yang ada di kampus itu. Setibanya di McD, ia meminta suami dan ketiga anaknya untuk menunggu di meja, biar dia yang akan mengantri.

Saat sedang mengantri, terjadi kegaduhan kecil di antrian belakang. Dia pun menoleh dan nampak orang-orang menyingkir menjauh. Sebelum disadari, hidungnya mencium bau amis.

Ternyata ada dua orang tunawisma yang baunya tak sedap. Satu orang bertubuh pendek tepat di belakangnya, dan satunya lagi bertubuh normal, tapi mata & gerak tangannya terkesan liar. Segera dia menyadari bahwa orang itu punya problem mental, sedang yang bertubuh pendek adalah penjaganya.

Sewaktu dia melihat, kebetulan orang itu juga sedang melihatnya. Tiba-tiba dia teringat akan tugas dari dosennya, maka dia pun tersenyum, dan orang pendek itu berkata: “Good day ma’am” Sepintas si ibu membaca sebuah harapan terlintas di matanya: “jangan usir kami ya?” dan diapun tersenyum.

Sesaat kemudian, penjaga McDonald menyela: “Ibu mau pesan apa?” Setelah tiga kali penjaga McDonald berkata demikian, baru si ibu tersadar. Serta-merta dia mempersilahkan bapak bertubuh pendek untuk memesan terlebih dahulu.

Orang itu memesan secangkir kopi dan membayar dengan uang logam yang ada padanya, lalu membawanya ke meja paling ujung di sudut ruangan. Melihat itu, hati si ibu dipenuhi rasa belas kasihan, seakan mendengar Tuhan berkata: “tolong orang itu”

Dia pun memesan 1 paket besar dan 2 paket personal, lalu berpesan kepada penjaga untuk membawa 1 paket besar ke meja suami dan anak-anaknya, sedang dua paket personal dibawanya sendiri ke meja ke-2 orang tunawisma tersebut.

Sesampainya di meja, sambil menepuk tangan mereka, dia berkata : “Hai, ini buat kalian, terimalah dan silahkan makan.”

Bapak yang bertubuh pendek kaget, dan dengna mata berkaca, terbata-bata dia berkata: “Terima kasih ibu, kamu memperhatikan kami” Sang ibu berguman, seakan berkata pada dirinya: “Bukan aku yang memperhatikan kalian, Tuhanlah yang menolong kalian”

Setelah itu, dia pun menghampiri meja suami dan ketiga anaknya. Saat dia duduk, suaminya yang sedari tadi memperhatikan terus apa yang dilakukan istrinya, berkata: “Sekarang aku makin paham mengapa Tuhan memberikan engkau menjadi isteriku ….”

Selesai makan, beberapa tamu menghampiri meja mereka dan menyalami suami istri itu. Ada seorang bapak berkata: “Hari ini engkau telah memberikan pelajaran bagi kami, bagaimana seharusnya menjadi manusia.”

Seorang bapak sepuh lainnya berkata : “Jika aku mendapat kesempatan untuk melakukan perbuatan baik, aku akan ingat kamu, supaya aku tidak menyia-nyiakannya”

Saat keluar mau pulang, mata si ibu sempat menatap kedua tunawisma itu, dan kebetulan mereka juga sedang menatapnya. Terlihat mereka melambaikan tangan sambil berkata: “Terima kasih” Saat itu si ibu ingin menangis. Katanya dalam hati: “Perbuatanku itu kecil, tetapi buat orang kecil itu luar biasa berarti, dan buat orang banyak yang melihat perbuatan kecil itu, besar sekali maknanya”

Hari berikutnya, ketika masuk kelas, dia menyerahkan paper yang ditulisnya kepada dosennya. Ketika membaca paper tersebut sang dosen tertegun dan berkata: “Bolehkah cerita pengalamanmu ini aku bacakan di kelas?” Si ibu mengangguk : “Silahkan, prof”

Saat sang dosen membaca, dia melihat banyak di antara teman-temannya di kelas meneteskan air mata. Profesor lalu menutup ceritanya sambil membubuhkan tulisan di atas kertas paper tersebut : “Allah itu, Allah yang hangat dan kasih. Ketika kasih-Nya itu kita bagikan, maka kasih itu akan menghangatkan orang lain, tersenyumlah !”

…Sahabat….

Senyum dapat menguatkan yang putus asa

Artinya, ekspresi kepedulian dalam memberikan semangat bagi hati yang putus asa, dimulai dengan sebuah senyuman yang tulus.

Senyum menyegarkan jiwa

Artinya, ekspresi kepedulian & kasih sangat dibutuhkan, krn semua orang butuh dicintai dan diperhatikan.

Ekspresi kasih yang dinyatakan melalui senyuman, sapaan, dan tindakan, akan memberikan kekuatan batin dan relasi yang harmonis dengan orang lain.

Itulah makna terdalam kata “tersenyum” dalam ayat Kitab Ayub 29:24

Oleh sebab itu, marilah kita berikan senyuman kita kepada setiap orang yang kita jumpai, seperti kata Jackson Brown, Jr, dalam bukunya yang best seller “Life’s Little Instruction Book”

“Today, give a stranger one of your smiles. It might be the only sunshine sees all day”

“Hari ini, berikan senyummu kepada orang lain. Itu mungkin menjadi satu-satunya sinar matahari yang dilihatnya sepanjang hari.”

Salam Damai Sejahtera

BTL

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *