Dalam Injil Yohanes, Yesus memberi pesan kepada murid-muridNya: “Tinggallah di dalam Aku
dan Aku di dalam kamu. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya” (lih. Yoh 15:4-
5). Yesus memberikan secara sederhana kepada murid-muridNya pegangan hidup yang sangat
berharga dan sangat mendasar, bukan hanya untuk kehidupan kita sekarang saja, melainkan
juga untuk kehidupan abadi kita kelak. Dan hidup manusia yang baik dilukiskan sebagai relasi
kesatuan pokok anggur dengan ranting-rantingnya yang selalu bersatu, sehingga tidak akan
menjadi kering dan terus dapat berbuah.
Dalam Perjanjian Lama hubungan antara kaum Israel dan Tuhan digambarkan sebagai pohon
anggur. Tetapi lambang pohon anggur itu oleh para nabi dihubungkan dengan adanya
ketidakaslian bangsa Israel. Yesaya melihat Israel menjadi sebagai pohon anggur yang tumbuh
dan berkembang liar. Sedangkan Yeremia mengeluh, bahwa bangsanya merosot menjadi
pohon anggur yang palsu!
Dengan latar belakang itulah dalam Injil Yohanes Yesus berkata: “Akulah pokok anggur yang
benar” (Yoh 15:1). Pokok anggur harus benar, tulen, sejati atau seperti seharusnya. Yesus mau
menyadarkan orang-orang Yahudi akan situasi dan kondisi mereka yang sebenarnya. Mereka
itu, terutama kaum Farisi, menganggap diri mereka sebagai ranting-ranting pokok anggur yang
asli atau benar. Tetapi seperti dikatakan oleh para nabi, mereka itu sudah merosot kualitasnya
sebagai bangsa terpilih. Bukan lagi sebagai pokok anggur yang asli. Menghadapi keadaan
mereka itulah Yesus menegaskan bahwa Dia adalah pokok anggur Allah dan orang yang
memiliki iman dan kepercayaan kepada Yesus adalah ranting-ranting yang baik. Mereka akan
diselamatkan oleh Allah melalui Yesus Kristus. Yang kita butuhkan ialah hubungan persatuan
dan kasih rohani yang mendalam dengan Yesus Kristus.
“Tinggal dalam Kristus” itulah pesan Injil Yohanes kepada kita! Kita sebagai orang yang
beriman kristiani harus tinggal dalam Kristus, dan sebaliknya Kristus harus tinggal dalam kita!
Berkat baptis kita bersatu dengan Kristus. Sungguh bersatu dengan Kristus bukanlah terjadi
secara otomatis, melainkan merupakan suatu penghayatan. Terutama di zaman yang disebut
maju dan modern, kita mudah tergoda untuk berpikir, bersikap, hidup dan bertindak secara
modern namun dangkal. Manusia menurut kodratnya adalah makhluk sosial. Setiap orang
membutuhkan orang lain. Tetapi ia juga dibutuhkan oleh orang lain. Hubungan yang baik antar
sesama adalah hubungan persaudaraan. Hubungan persaudaraan yang terpelihara dengan
baik akan berkembang dan berbuah kasih. Itulah yang disebut “tinggal dalam Kristus”.
Ranting-ranting yang tetap bersatu dengan pokok anggur itulah yang dipakai sebagai
gambaran hubungan erat kasih orang kristiani sejati kepada Kristus. Karena Kristus mengasihi
semua orang yang percaya kepadaNya dan setiap orang yang mengasihi Kristus, harus juga
mengasihi sesamanya sebagai saudara. Kasih persaudaraan pada hakikatnya adalah
pelayanan. Mengasihi berarti melayani!

SP. Bambang Ponco Santosa SJ
Renungan Minggu Paskah ke 5

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *