Sebab dimana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, disitu ada kekacauan dan segala perbuatan jahat

(Yakobus 3:16)

Salah satu alasan Tuhan menciptakan manusia tidak seorang diri saja di bumi agar dapat saling membantu satu sama lain. Tidak hanya dengan orang terdekat, tetapi juga bisa membantu orang lain, bahkan yang baru dikenal.

Dalam pengetrapannya di kehidupan sehari-hari, membantu itu bukan hanya tentang banyak atau sedikitnya sesuatu yang diberikan, melainkan dengan tulusan hati.

Membantu sesama bukanlah menjadi suatu pelajaran asing bagi umat Kristiani, karena itu menjadi dasar untuk memenuhi hukum Kristus.

Ayat galatia 2:3-4 mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang berguna dan peka dalam melihat kebutuhan orang lain. Selain itu mengajar kita untuk menjadi lebih rendah hati dan senantiasa bekerja sama & membantu sesama.

Berikut ada sebuah kisah nyata, semoga dapat membantu kita lebih memaknai arti ayat tersebut di atas;

Pada sebuah seminar yang dihadiri sekitar 50 peserta, tiba-tiba sang moderator berhenti memberikan materinya, dan mulai membagikan “balon” kepada masing-masing peserta.

Para peserta diminta untuk menuliskan namanya pada balon yang mereka terima dengan menggunakan spidol, lalu semua balon dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam ruangan lain. Kemudian semua peserta diminta masuk ke ruangan yang penuh balon dan diminta untuk menemukan balon yang tertulis nama mereka sendiri. Mereka hanya diberi waktu 5 menit.

Semua orang panik mencari nama mereka. Bertabrakan satu sama lain, mendorong dan berebut dengan orang di sekitarnya, sehingga terjadi kekacauan.
Waktu 5 menit pun usai… tetapi tidak ada seorangpun yang bisa menemukan balon dengan nama mereka masing-masing.

Kemudian … motivator meminta mereka masing-masing untuk mengambil balon dengan acak dan memberikannya kepada orang yang namanya tertulis di balon tersebut. Ternyata, dalam beberapa menit kemudian semua peserta seminar sudah memegang balon dengan nama mereka sendiri.

…Sahabat…

Dunia memang cenderung untuk membentuk manusia untuk bertambah egois dengan lebih mementingkan diri sendiri di atas segalanya. Orang selalu merasa kekurangan, dan merasa perlu terus menimbun. Mereka mengira kebahagiaan tergantung dari berapa besar harta yang dimiliki.

Kejadian pada kisah yang terjadi di atas mirip dan sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Semua orang sibuk mencari kebahagiaan untuk diri sendiri, tidak peduli dgn orang lain.

Akhirnya banyak yang gagal, sama halnya ketika mencari balon dengan nama mereka sendiri…. Mereka baru berhasil mendapatkannya ketika memberikan balon kepada pemiliknya.

Makna dari kisah ini adalah, bahwa :
“Kebahagiaan itu akan menjadi sempurna, asal kita bisa membagikan kepada orang lain” (Soren Kierkegaard)

Salam Damai Sejahtera

 BTL

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *