Renungan masa Pra-Paskah 2022
“Perbuatan Amal Kasih”

“Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.” (1 Yohanes 4:19)

Ayat diatas menyiratkan bahwa kita melakukan perbuatan baik itu bukan karena mengharapkan agar Tuhan membalas perbuatan kita, tetapi kita melakukan perbuatan amal baik itu karena Tuhan sudah lebih dulu berbuat baik kepada kita.

Walaupun kita tidak dapat membalas kasih-Nya, tetapi kita tetap dapat berbuat baik sesuai dgn perintah-Nya, yaitu dalam rangka pemberitaan kabar baik injili, dan agar Tuhan dipermuliakan.

Menurut ajaran Gereja Katolik, bahwa puasa, pantang, doa, matiraga, tak pernah terlepas dari perbuatan amal kasih. Bagi umat Katolik, ini merupakan latihan rohani yg mendekatkan diri pada Tuhan & sesama. Bukan untuk hal-hal lain, seperti misalnya, “menyiksa badan, diet, menghemat, dll”.

Berikut ini ada sebuah kisah nyata, semoga dapat membantu kita menghayati makna kasih dari ayat diatas.

Ada seorang pria bernama Yankel pemilik toko roti, di sebuah kota kecil “Crown Heights”, Jerman.

Dia berkata : “Kamu tahu kenapa aku masih hidup sampai hari ini ?” Yankel bercerita pengalaman hidupnya :

“Ketika masih remaja, aku dibawa oleh tentara Nazi bersama-sama dengan segerombolan orang dalam kereta api. Malam datang dan udara sangat dingin di gerbong itu. Lalu tentara Nazi itu menurunkan kami di sisi rel semalaman, angin dingin membawa salju menerpa pipi kami”

“Ada ratusan orang bersama kami pada malam yang sangat dingin itu. Tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada tempat berlindung, dan tidak ada selimut untuk menghangatkan badan kami. Darah di tubuh kami mulai membeku”.

sumber: borgenproject.org

“Di sebelah aku, ada seorang lelaki tua berasal dari kota asalku. Dia menggigil dari kepala hingga ujung kaki, dan kelihatan kondisinya kurang baik, jadi aku memeluknya untuk menghangatkannya. Aku memeluknya erat-erat untuk memberinya panas. Aku menggosok lengan, kaki, wajah, dan lehernya”

“Aku memohon padanya supaya tetap semangat, bertahan untuk hidup. Sepanjang malam, aku berusaha membuat pria ini tetap hangat. Aku pun lelah dan kedinginan, jari-jariku seperti mati rasa, tetapi aku tidak berhenti menggosokkan panas ke tubuh lelaki tua itu”

“Jam demi jam berlalu, akhirnya pagi datang dan matahari mulai bersinar. Aku melihat sekeliling, sungguh mengerikan. Yang terlihat hanyalah tubuh manusia membeku disertai kesunyian yang mematikan”

“Tidak ada orang yang hidup. Malam yang dingin itu telah membunuh mereka semua, hanya dua orang yang selamat, pria tua & aku”

“Pria tua itu selamat karena aku menghangatkannya, aku bertahan hidup karena aku menghangatkannya

….Sahabat ….

  • Saat kita menghangatkan hati orang lain, sesungguhnya kita sedang menghangatkan hati kita sendiri.
  • Ketika kita menginspirasi, mendukung, dan mendorong orang lain, maka kita juga akan menemukan dukungan, dorongan dan inspirasi dalam kehidupan kita sendiri.
  • Ketika kita berbuat baik kepada orang lain, sebenarnya kita sedang berbuat baik bagi diri kita sendiri. Ketika kita membuat orang lain bahagia, sebenarnya kita sedang membuat diri kita bahagia.

Inilah makna perbuatan amal kasih dimasa puasa dan pantang, bahwa semua perbuatan yang kita lakukan akan kembali kepada kita

“Life is an echo. What you send out, comes back”

Selamat menjalani masa pra-paskah

Theodorus Lintang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *