“…. Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu kedalam lumbungku.” (Matius 13:29-30)

Ayat di atas adalah bagian dari perikop Injil Matius 13:24-30 yang memuat perumpamaan Yesus tentang lalang dan gandum. Sesungguhnya perkataan Yesus dalam perumpamaan ini sulit dipahami, khususnya bagi mereka yang dibesarkan dalam masyarakat petani.

Perkataan Yesus di atas seakan bertolak belakang dengan logika para petani, yang nota bene sangat paham kapan waktunya mencabut rumput, kapan waktunya menyiangi, dan kapan waktunya memupuk serta menyemprotnya.

Menurut mereka, jika rumput dibiarkan tumbuh bersama padi tentu hasilnya tidak akan maksimal. Lalu, apa sebenarnya yang Yesus maksudkan dalam perumpamaan ini?

Setelah berulangkali membaca dan merenungi, sampailah pada suatu pemahaman bahwa Yesus tidak hanya sekedar mengatakan tentang larangan untuk mencabut ilalang, tetapi menyangkut bahaya yang ditimbulkan jika kita terlalu fokus kepada ilalang itu.

Sebagaimanana kita, dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita ingin cepat-cepat menghilangkan suatu masalah yang muncul, agar hidup kita tanpa problem. Kita ingin saat ada masalah segera diatasi supaya kita hidup tanpa persoalan.

Demikian juga dengan doa-doa kita. Dalam doa, kita memohon kepada Tuhan agar kita hidup tanpa persoalan, jauh dari masalah.

Melalui perumpamaan itu, Yesus ingin menyadarkan kita agar fokus bukan pada banyak atau sedikitnya persoalan, tetapi berbuahlah. Dari buah itulah nanti akan kelihatan siapa kita sebenarnya, apakah gandum atau ilalang?

Jika kita hanya berfokus pada upaya untuk menyingkirkan masalah, musuh, maka kita tidak akan punya waktu dan energi untuk menghasilkan buah. Itulah mengapa Yesus mengatakan :

“Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai”

Fokus mencabuti ilalang dapat berakibat fatal terhadap pertumbuhan gandum, terganggunya proses penyerbukan dan proses menghasilkan buah. Padahal ada makna lain yang bisa kita ambil, yaitu bahwa tidak setiap masalah selalu negatif. Justru dengan hadirnya persoalan atau sesuatu yang lain di sekitar kita, membuat kita makin berjuang untuk menegaskas identitas siapa kita.

Jika kita selalu berharap menjadi mayoritas, maka kita tidak akan menjadi siapa-siapa. Justru ketika kita berada di tengah sesuatu yang terlihat asing, yang kita anggap sebagai penghalang, pengganggu, atau ancaman, justru identitas kita semakin terlihat. Disinilah pentingnya kesadaran itu.

Kita adalah murid-murid Kristus, dan di Indonesia kita hadir di tengah saudara-saudari kita yang berbeda keyakinan,

Apakah kita akan berjuang untuk meng-kristenkan Indonesia? Apakah dengan begitu menyenangkan hati Kristus? Tidak!

Yang Yesus kehendaki adalah berbuahlah, dan di setiap bulir-bulir buah juga memiliki potensi untuk menghasilkan buah-buah yang lain lagi, saat itu disemai.

Yesus meminta para muridNya untuk menjadi pribadi-pribadi yang tidak serakah, rakus, karena keserakahan dan kerakusan akan membahayakan gandum itu.

….Sahabat….

Perumpamaan tentang hal Kerajaan Surga ini, pertama-tama menyangkut aspek “kesabaran”, dan aspek “jangan serakah”.

Jangan terlalu fokus pada keadaan & musuh, karena nanti kita akan kehilangan energi untuk berbuah.

Yesus dapat menggunakan buah kita yang walaupun hanya sedikit untuk dilipat gandakan dengan caranya yang misterius.

Jangan menggunakan logika kita dalam perkembangan iman. Kita gunakan logika Tuhan bahwa dengan mati ada kebangkitan.

Jangan berpikir tentang banyaknya yang kita hasilkan, tetapi cobalah untuk berhasil sesedikit apapun itu, karena Tuhan akan dapat melipat gandakan sesuai caraNya.

Marilah kita tetap setia, tetap sabar, jangan serakah, jangan terlalu fokus pada masalah, semua ada prosesnya.

Semoga sharing renungan ini dapat membawa kekuatan pada pertumbuh kembangan iman kita. Berjuanglah untuk menghasilkan buah seberapapun itu.

Salam Damai Sejahtera

BTL

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *